Olympiade Kerohanian

Posted On Maret 30, 2009

Disimpan dalam Firman Tuhan
Tag:

Comments Dropped 2 responses

Puji Tuhan…Saya bersyukur, pada kesempatan minggu ini iman saya di cas kembali dengan Firman Tuhan yang disampaikan oleh hamba-Nya Ibu Ev. Grace Chen ( dari Sabah – Malaysia ) dengan bahasa mandarin yang diterjemahkan. Setelah minggu demi minggu firman Tuhan yang saya peroleh didominasi oleh firman yang berisi visi dan misi gereja setempat, bahkan pada suatu minggu saya masuk sampai 2 gereja yang berbeda demi memenuhi kerinduan saya akan firman Tuhan yang dapat menggugah hati saya, membuka cakrawala pikiran dan menambah hikmat dalam menjalani kehidupan ini, namun lagi-lagi saya tidak tertarik untuk mencatatnya.

Tetapi kali ini tidak!!! Saya harus mencatat dan meneruskannya!!!

Tanpa banyak persiapan saya mencoba mencari kertas, dan dengan kertas seadanya hati saya terdorong untuk mencatat firman Tuhan yang terkesan telah dipersiapkan secara matang oleh penginjil, lengkap dengan gambar peraga.

Inilah yang hendak saya teruskan kepada saudara-saudara se-iman se-pengharapan, khotbah dari hambahNya Ibu Ev. Grace Chen dengan judul : Olympiade Kerohanian, dengan bahasa penulis dan dengan tidak mengurangi substansinya.

Firman Tuhan terambil dari kitab 1 Korintus 9 : 24-27 dan 1 Korintus 10 : 1-10.

Diawali dengan pertanyaan, siapa yang masih ingat olympiade Beijing 2008, siapa yang sudah menonton ? Setelah menyaksikan secara langsung atau melalui TV, apa yang ada dipikiran kita ? Kita dapat melihat siapa saja dan dari negara mana saja peraih medali.

Dalam kitab 1 Korintus 9:24-27, Paulus menulis kita hanya menginginkan medali. Paulus melihat adanya suatu perlombaan dalam kehidupan. Apa yang kita baca lain sekali dengan yang kita lihat. Kemudian ditegaskan oleh Ibu pengkhotbah bahwa seharusnya kita tahu dan menyadari bahwa kita semua berada dalam lintasan pertandingan. Setiap orang harus berlari. Jika kita melihat jam maka kita melihat waktu terus berlari, detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam berikutnya bahkan tahun ke tahun begitu cepat rasanya.

Paulus menegaskan kita harus tahu bagaimana kita harus berlari dan hanya satu orang yang mendapat juara. Tetapi masing-masing berlari dalam lintasannya sendiri, sehingga semua berpeluang mendapat juara. Ini perlombaan apa ?? semua bisa juara !!

Hidup ini adalah lintasan kehidupan, dan Paulus menyebutnya sebagai lintasan maraton 2 orang. Apa yang di maksud Paulus dengan maraton 2 orang ? Di umpamakan Chang San dan Cie She ( dengan gambar Ibu penginjil mencontohkan ada dua jalur lintasan bergambar orang ), dalam lintasan Chang Shan, dua-duanya Chang Shan dan dua-duanya harus lari bersama. Begitu pula dengan lintasan Cie She dua-duanya Cie She. Sungguh kacau, sesungguhnya perlombaan apa ini ?! Dua dalam satu, yaitu yang lama dan yang baru saling berlomba. Setiap lintasan ada mahkota yang menunggu, sementara Cie She pada lintasannya sendiri, Chang San tidak akan merebut mahkota Cie She begitu pula sebaliknya.

Si aku yang lama (manusia lama) dan si aku yang baru (manusia baru) sama-sama bekerja, merasakan sesuatu. Yang mana yang lebih cepat? si aku yang lama atau si aku yang baru ?

Di contohkan, ketika kita marah-marah, si aku yang lama lebih cepat, setelah itu terjadi baru kita menyadari bahwa si aku yang baru terlambat 3 langkah.

Paulus menyatakannya supaya kita paham dan menguasai diri dengan cara melatih diri. Kita tahu dalam olympic peserta sudah harus berkumpul setahun bahkan jauh sebelumnya yaitu untuk berlatih. Setiap negara sangat mengandalkan seseorang yaitu pelatih, yang berani dibayar sangat mahal untuk melatih para peserta agar mendapatkan medali. Namun ada pelatih yang menolak berapapun ia di bayar, karena apa? karena peserta bersikap seenaknya, tidak di anggap.

Paulus mengatakan bahwa kepada aku dan kamu sudah dikirimkan oleh Tuhan pelatih buat kita namanya Roh Kudus yang telah diutus oleh Tuhan Yesus. Jika kita tidak mendengarkanNya dan tidak menganggapNya sebagai pelatih kita, kita tidak akan mendapat mahkota kehidupan. Paulus bukan hanya menekankan kepada kita tetapi juga kepada dirinya sendiri bahwa dalam setiap lintasan kita tidak boleh berlari secara sembarangan, semua punya aturan dan bukan tanpa tujuan.

Paulus juga melihat banyak yang suka boxing misalnya, petinju tidak boleh sembarang memukul, jika memukul sembarangan dan tidak mengenai sasaran, itu jauh lebih capek dan melelahkan bahkan mungkin mendapat pukulan balik dari lawan. Jika ada negara yang mengirimkan utusannya ke olympiade, sembarangan berlari misalnya potong jalan atau sembarang memukul, betapa malunya negara itu. Contoh lain dikisahkan sewaktu bangsa Israel keluar dari Mesir yang memakan waktu selama 40 tahun, bahwa dalam catatan Alkitab semua pengikut Musa telah dibaptis dalam awan dan bahkan telah makan makanan rohani yang sama, tetapi alkitab mencatat hal yang paling serius adalah tidak semua berkenan bahkan bagian yang terbesar dari mereka ditewaskan.

Alkitab mencatat ada 5 pelanggaran yang dilakukan, yaitu :

1. Menginginkan hal yang jahat
2. Menyembah berhala
3. Berzinah
4. Mencobai Tuhan
5. Bersungut-sungut

Paulus mengatakan bahwa ia tidak sembarangan memukul. Jika si aku yang lama tidak berdoa, tidak membaca firman, maka pukulannya tidak kena sasaran, ia tidak dapat melihat sasarannya secara jelas sehingga pukulannya kosong, dan anda tentu tahu bahwa pukulan kosong akan sangat melelahkan. Sebenarnya yang mau disampaikan Paulus adalah bahwa si aku yang baru harus dapat menguasai si aku yang lama. Bahkan lebih jauh ditekankan oleh Ibu penginjil, kita harus dengan sangat kejam melawan si aku yang lama, kita harus dapat memukulnya dengan sekuat tenaga.

Sebagai penutup Ibu pengkhotbah mengajak kita semua merenungkan, sebelum tidur coba kita bertanya pada diri sendiri, hari ini siapa yang menang, si aku yang lama atau si aku yang baru ?!

Demikian firman Tuhan…

catatan penulis :

1 Korintus 9:24-27

24.Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah ? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya ! 25.Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. 26.Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. 27.Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

( hjl )

2 Responses to “Olympiade Kerohanian”

  1. KasihBapa

    mantap catatan khotbahnya pak!

    memang saat ini kita ibarat dalam pertandingan rohani. Manusia lama kita senantiasa mau bangkit kembali dan menguasai tubuh kita yang baru. Karena itu, kita harus senantiasa menyatu dnegan pokok anggur, sembari berusaha mengeluarkan buah kita.

    karena Allah ingin kita menjadi rekan sekerja-NYA, dan itulah kehormatan bagi kita. Siapakah kita, sehingga Allah Pencipta Alam semesta ingin menjadi mitra kita? bukankah kita ini hanya debu dan tanah belaka?

    kalau Allah mau, Dia bisa dengan sekejap mata membuat orang bertobat dan menjadi milik-Nya. Tapi tidak di lakukannya, Dia malah rindu kita menjadi rekan sekerja-Nya, melalui pemuridan, dan setelah mantap, Ia ingin mengutus kita kepada mereka yang terhilang.

    Sungguh luar biasa, suatu kehormatan yang tiada terkira!

    Let’s one step higher 🙂

    Regards
    kasihBapa.wordpress

  2. hjl153

    Syaloom…….

Tinggalkan Balasan ke hjl153 Batalkan balasan